• Jelajahi

    Copyright © RADAR POLITIK
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Iklan

    Bau lumpur dan amis kematian menyelimuti tiga provinsi sekaligus: Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat.

    Radar Nusantara
    Selasa, 02 Desember 2025, Desember 02, 2025 WIB Last Updated 2025-12-02T10:33:11Z
    masukkan script iklan disini
    masukkan script iklan disini



    Bau lumpur dan amis kematian menyelimuti tiga provinsi sekaligus: Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat.

    Di tengah kelumpuhan total pasca-banjir bandang yang menaksir ribuan korban jiwa, suara keras datang dari seberang.

    Juru Bicara Komite Peralihan Aceh (KPA) Luwa Nanggroe, Umar Hakim Ilhami, melemparkan kritik pedas yang menusuk langsung ke jantung kekuasaan di Jakarta.

    Umar menggambarkan situasi di Aceh saat ini bukan lagi sekadar bencana alam, melainkan bencana kemanusiaan yang diperparah oleh kelalaian struktural. Ia menyebut suplai logistik pangan dan Bahan Bakar Minyak (BBM) di Aceh telah menipis hingga ke titik “ekstrem”.

    “Kondisi ini tidak menjawab perhatian pusat dalam menangani bencana. Kelaparan ekstrem mulai terasa, dan jika ini berlanjut, huru-hara tak terelakkan. Penjarahan akan terjadi demi sesuap nasi,” ujar Umar dalam keterangan resminya, Selasa, 2 Desember 2025.

    Wilayah Tengah Putus, Bupati Angkat Tangan
    Laporan lapangan menyebutkan wilayah Tengah Aceh kini terisolasi total. Akses jalan putus, jembatan lenyap, dan cadangan logistik di gudang-gudang daerah telah habis.

    Umar mengungkapkan fakta mengejutkan: para Bupati di wilayah terdampak dilaporkan kewalahan dan nyaris menyerah karena ketiadaan sumber daya, sementara upaya Pemerintah Provinsi dinilai tidak memadai untuk skala kehancuran sebesar ini.

    “Pemerintah pusat terlihat hanya seremonial. Pejabat datang, foto-foto, lalu pulang. Ini panggung pansos (panjat sosial) di atas mayat rakyat Sumatera,” tegas Umar dengan nada tinggi.

    Kritik Umar menajam ketika membandingkan respons pemerintah saat ini dengan masa konflik Aceh. Ia mempertanyakan absennya armada militer besar-besaran untuk misi kemanusiaan.

    “Harusnya Presiden kerahkan armada laut dan langit untuk supply barang makanan. Penanganan harus punya tim khusus dan terakomodir,” cecar Umar.

    “Jangan hanya ketika konflik segala macam alat perang diturunkan karena ingin merenggut kekayaan alam kami. Giliran rakyat butuh makan, mana armada itu?” tanyanya.

    (TIM)
    Komentar

    Tampilkan

    Terkini